Sponsor

Sabtu, 24 Mei 2008

Pengamen yang Jadi Bintang

SIAPA yang menyangka pengamen jalanan di Jakarta, Ajeng Astiani, bisa menjadi seorang penyanyi terkenal di jagat ini. Padahal semua tahu kerjanya hanya sebagai seorang pengamen yang didampingi oleh kedua orang tuanya bernyanyi dari satu bis ke bis yang lain.

Namun garis tangannya mengatakan lain. Tuhan Yesus selalu mendengarkan setiap doa umatnya. Ketika sedang mengamen di atas bis jurusan Kampung Rambutan – Grogol, ada seorang ibu ketika mendengar suaranya yang begitu bagus, langsung memberitahukan kepadanya untuk mengikuti kontes Mamamia di Indosiar.

“Kamu pasti berhasil sebab suaramu sangat bagus. Ibu tidak mau lagi melihat kamu mengamen dari satu bis ke bis yang lain,” ungkap Mama Cindy menirukan ucapan penumpang tadi.

Saat itu juga, Ajeng bersama kedua orang tuanya mencoba untuk mencari informasi tentang pendaftaran untuk mengikuti ajang tersebut. Akhirnya mereka mendaftar sebagai peserta untuk mengikuti audisi Mamamia.

Dengan suatu tekad agar bisa mengangkat kehidupan ekonomi keluarga. Ajeng mulai mengikuti audisi dari audisi hingga masuk dua belas besar Mamamia. Namun perjuangannya belum berhenti sampai disitu saja. Ia harus bertarung dengan sebelas peserta lainnya.


Hasil dari suatu perjuangan yang sangat panjang dilaluinya. Akhirnya, Ajeng bisa melewati masa – masa kritis dan menegangkan itu. Ia melangka dengan pasti hingga masuk terus. Walaupun akhirnya ia harus puas hanya bisa masuk empat besar Mamamia saja.


Namun itun adalah suatu perjuangan serta doanya. Yang tadinya dikenal sebagai seorang pengamen, kini namanya mulai terukir sebagai penyanyi pop di blantika musik Indonesia, setelah mengikuti ajang pencari bakat Mamamia.


Walaupun perjuangan anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan musisi Indonesia Herry Kristiono dan Mama Cindy Astuti ini hanya dapat menduduki peringkat ke empat pada ajang tersebut, namun tidak membuatnya harus putus asa dan kecewa. ”Mungkin ini jalan Tuhan untukku. Saya harus menerima dengan lapang dada,” ungkapnya.


Dengan predikat sebagai jura empat inilah membuat gadis hitam manis ini harus belajar dan belajar terus untuk mengasah vokalnya agar lebih baik lagi. Dan hasilnya, Ajeng kini bisa menikmati segala jerih payahnya selama ini.


Ajeng nama panggilan dari Ajeng Astiani ini mulai sibuk dengan berbagai kegiatan menyanyinya. Dibawah bendera Sony BMG ia banyak mendapat job-job menyanyi ke beberapa daerah di Indonesia dan bahkan dalam waktu dekat ini ia dikontrak untuk bernyanyi ke negara tetangga Malaysia.

“Saya bisa menikmati semua ini. bukan datangnya begitu saja seperti membalikkan telapak tangan. Tetapi adanya campur tangan Tuhan Yesus di dalam diriku,” ungkap gadis kelahiran Jakarta 24 November 1994 yang didampingi kedua orang tuanya .

Walaupun namanya telah terkenal, tetapi dalam kesehariannya ia tidak pernah berubah gaya hidup seperti kebanyakan artis yang mulai naik daun. Ia selalu berpenampilan bersahaja dan sederhana. Sebab ia menyadari latar belakang kehidupannya di masa lalu.

Apalaginya Mama Cindy yang berperan sebagai manajernya Ajeng selalu mendampinginya dikala ia bernyanyi selalu mengingatkannya,” Ajeng kamu itu lbukan siapa-siapa latar belakang kamu itu pengamen. Jadi mama tidak mau melihat kamu sombong atau angkuh dengan orang.”

Ajeng kini bisa membantu kedua orang tuanya. Bahkan ia kini menjadi tulang punggung keluarga. Selain membiayai adik – adiknya sekolah. Ajeng telah membeli rumah dan mobil sebagai hadiah kepada kedua orang tuanya yang selama ini telah mendidik dan membesarkannya.

Gadis yang selalu senyum ini punya cita-cita untuk dapat membahagiakan anak-anak yang kurang beruntung (pengamen). Untuk mewujudkannya ia sedang membangun sebuah rumah singgah bagi mereka di kawasan Bekasi. Mulai dari beli tanah sempai membangun rumah tersebut dari hasil kerja kerasnya selama ini. Di rumah singgah ini. para pengamen akan mendapat ketrampilan serta modal usaha.

“Saya dan kedua orang tuaku selama mengamen tidur di stasiun Senen yang saya sebut rumah idaman. Makanya, saya tahu persis kehidupan teman-teman pengamen. Saya ingin merubah hidup mereka,” tegasnya. (jhon/jek)